PENGAMANAN WILAYAH PERBATASAN TIDAK BOLEH LENGAH
12-02-2009 /
KOMISI I
Sejumlah Anggota Komisi I DPR mendesak KSAL Tedjo Edhy Purdijatno untuk terus meningkatkan pengamanan wilayah perbatasan. Wilayah Indonesia yang berbatasan langsung melaui laut seperti dengan Malaysia, Singapura dan Filipina setiap saat harus dipantau. Wilayah perbatasan tersebut sangat rawan dengan pencurian ikan dan penyelundupan barang-barang hingga imigran gelap.
Hal itu terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I dengan KSAL yang dipimpin Ketua Komisi Theo L Sambuaga didampingi Wakil Ketua Sidharto Danusubroto di ruang rapat Komisi I, Kamis (12/2).
Selain penjagaan yang ketat, Anggota Komisi I Marcus Silano (F-PD) menilai perlu ada pembangunan di wilayah pulau terdepan. â€Pulau-pulau yang ada di perbatasan dapat dibangun,†katanya.
Menurutnya, pembangunan pulau terdepan dapat mencontoh seperti yang dilakukan di Pulau Nipah. Pembangunan pulau terdepan diharapkan semakin menegaskan bahwa wilayah itu merupakan milik Indonesia.
Marcus menambahkan bahwa untuk membangun pulau terdepan, ia menyarankan supaya jajaran TNI AL melakukan koordinasi dengan Komisi I terutama untuk anggaran. â€Perlu dibicarakan dengan Komisi I terutama Panitia Anggaran untuk pembangunan pulau-pulau terluar,†katanya.
Hal senada diungkap Tjahjo Kumolo (F-PDIP) yang menilai penjagaan wilayah perbatasan Indonesia terutama di laut tidak boleh lengah. Itu sangat penting mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai garis pantai terpanjang didunia.
â€Perlu ditingkatkan penjagaan wilayah perbatasan,†kata Tjahjo.
Untuk memperketat penjagaan wilayah perbatasan, ia meminta supaya KSAL lebih sering melakukan operasi. â€Manuver-manuver melalui operasi,†ujarnya.
Sementara itu KSAL Tedjo Edhy dihadapan Komisi I menjelaskan bahwa di wilayah perbatasan dengan Malaysia dan Sinagpura, TNI AL secara terus menerus melakukan patroli. TNI AL juga telah membangun Pulau Nipah yang merupakan salah satu pulau terdepan Indonesia.
“Membangun pos perbatasan,†katanya. (bs)